Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Apakah kalian tahu perbedaan antara SNMPTN vs SBMPTN?
Bagi kakak-kakak lulusan tahun 2016 kebelakang, pasti sudah tahu istilah dari kata-kata di atas, tapi untuk adik-adik siswa/i SMA/Sederajat yang duduk di bangku sekolah entah itu kelas X atau kelas XII, wajib hukumnya untuk paham tentang istilah-istilah ini, terutama bagi kalian yang sedang duduk di bangku kelas XII yang nantinya berniat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yang orang biasa sebut dengan kuliah.
Kalau istilah mudah seperti di atas aja belum bisa bedain, gimana bisa atur strategi ke depannya?
Kalo adik-adik belum paham istilah-istilah di atas, jangan galau ya! Disini kakak (:p) akan jelaskan sampai kalian benar-benar ngerti/paham. Langsung saja.
SNMPTN vs SBMPTN
1. SNMPTN
SNMPTN merupakan kepanjangan dari Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SNMPTN itu seleksi yang bagaimana kak? Jadi di SNMPTN, calon mahasiswa baru diseleksi menggunakan nilai rapor, nilai UN, dan prestasi-prestasi yang sudah siswa/i ukir di masa sekolah dulu, baik prestasi akademik maupun non-akademik.
Simple banget ya kak. Jadi yang nilainya kecil dan gak punya prestasi gak akan bisa lolos seleksi ini ya, kak?
Tidak juga. Sampai saat ini sistem penilaian SNMPTN sendiri juga kurang diketahui khalayak umum. Hanya pihak universitaslah yang tahu bagaimana mereka menyeleksi para calon MABA. Kita sebagai calon mahasiswa baru hanya hanya bisa berdoa. Berdasarkan pengalaman admin saat mendaftar SNMPTN, kakak (admin) sendiri tidak lolos. Tapi di kelas kakak ada beberapa siswa yang lolos, kakak ambil empat orang sebagai contoh.
1. Si A mendaftar ke Universitas Lampung jurusan Pend. Kimia, si A ini merupakan siswa yang aktif di kelas maupun di organisasi, dia mendapat juara 2/3 saat kelas X-XII.
2. Si B mendaftar ke Universitas Indonesia jurusan Ilmu Komputer, si B ini merupakan siswa yang biasa-biasa saja baik di kelas maupun di organisasi, dia mendapat juara 3/4 saat kelas X-XII.
3. Si C mendaftar ke UPN Veteran Yogyakarta, jurusan Teknik Perminyakan, si C ini merupakan siswa yang pintar namun agak bandel (biasa-biasa saja), dia sering dihukum di kelas karena jarang mengerjakan tugas, pernah bolos dan ketahuan. Dari kelas XI-XII (siswa pindahan) dia tidak pernah mendapat rangking.
4. Si D mendaftar ke ITB jurusan Seni Rupa, si D ini merupakan siswa yang sangat aktif baik di kelas maupun di organisasi, dia mendapat juara 1 saat duduk kelas X dan XII, kecuali saat kelas XI dia mendapat juara 2. Dia pun pernah menjuarai berbagai macam lomba, mulai dari pidato bahasa Arab, seni, olimpiade Fisika, dll.
Pada saat pengumuman SNMPTN tiba, apakah adik-adik bisa menebak siapa saja yang lolos?
Mungkin adik-adik akan menebak si D pasti lolos. Nyatanya yang lolos hanya si A dan si C. apakah kalian kaget dengan si C? begitu pun dengan saya dan semua teman si SMA saya.
Yang bisa kita petik dari kisah nyata di atas yaitu, siswa yang di kelasnya pintar pun tidak bisa diprediksikan lolos SNMPTN. Secara, yang tahu proses seleksi dan penilaian ya hanya pihak universitas.
Tapi inti dari semua penilaian SNMPTN adalah, seleksi ini menggunakan prestasi yang sudah kita raih selama duduk di bangku SMA, tanpa test.
Nah buat kalian yang masih duduk di bangku SMA, persiapkan sejak dini, pertahankan prestasi dan buat rekam jejak prestasi yang terbaik agar saat mengikuti SNMPTN, kesempatan kalian untuk lolos memiliki presentase yang cukup besar. Karena SNMPTN seleksinya tanpa test dan pendaftarannya gratis tidak memerlukan usaha ekstra dan tentunya tidak perlu mengeluarkan biaya, maka kita harus menggunakan kesempatan ini dengan sebaik mungkin
Pada tahun lalu SNMPTN menyediakan kuota 50% dari kapasitas bangku kuliah yang disediakan. Jadi 50% calon mahasiswa diambil melalui seleksi SNMPTN. Angka 50% ini bukan setengah dari yang mendaftar SNMPTN, namun “setengah dari kursi yang disediakan PTN”. Kursi yang disediakan PTN umumnya kurang lebih 50-200 kursi per jurusan/prodi.
Nah, 50% dari kursi yang disediakan akan diberikan pada mereka yang lolos jalur SNMPTN, sisanya akan diberikan pada mereka yang lolos di jalur lain seperti SBMPTN atau UM (Ujian Mandiri).
2. SBMPTN
SBMPTN Singkatan dari Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Walaupun hanya memiliki perbedaan 1 huruf dari SNMPTN, tetapi memiliki perbedaan yang jauh dengan SNMPTN. SBMPTN ini sendiri merupakan seleksi masuk PTN menggunakan nilai ujian tertulis yang diselenggarakan serentak oleh SEMUA PTN. Jadi prestasi-prestasi yang sudah kita ukir seperti prestasi akademik dan non-akademik semasa SMA tidak diperhitungkan, yang diperhitungkan adalah nilai dari hasil ujian tulis tadi. Materi yang diujikan dalam SBMPTN adalah TKPA dan TKD (SAINTEK atau SOSHUM) sesuai pilihan prodi yang dipilih siswa/i tanpa melihat jurusan siswa/I saat di SMA. Contohnya Saya siswa SMA X, jurusan IPA, saat SBMPTN saya memilih jurusan Sastra Inggris di Universitas Indonesia, Sastra Inggris merupakan prodi yang masuk ke dalam rumpun SOSHUM (Sosial Humaniora), maka saat SBMPTN berlangsung materi yang diujikan kepada saya adalah TKPA dan TKD SOSHUM (yang isinya pelajarang anak IPS) walaupun saya anak IPA.
FYI, tahun lalu (2016), jumlah soal yang diujikan berjumlah 150 dan siswa yang mendaftar SBMPTN sampai 700,000 lebih siswa (hamper 800,000 siswa) mendaftarkan diri. Bisa dibayangkan kan ketatnya seperti apa?
SBMPTN sendiri dianggap lebih fair oleh sebagian banyak siswa karena kompetisi masuk berdasarkan kemampuan yang dimiliki di hari itu yang dapat dipersiapkan sebelumnya. Sebenarnya sama fair-nya dengan SNMPTN, namun di dalam SNMPTN, sulit untuk mendapatkan prediksi mengenai lawan dan target yang harus dicapai untuk mengalahkan lawan.
Sedangkan di SBMPTN, kita bisa mempersiapkan jauh hari untuk mengikuti testnya, adik-adik bisa memprediksi target untuk lolos SBMPTN melalui jumlah soal yang harus dijawab dengan benar. Dalam SBMPTN penilainnya jelas, yakni berdasarkan point yang didapat setelah mengerjakan soal.
Oh ya, perlu adik-adik ketahui bahwa SBMPTN memiliki tingkat kesulitan 5x lebih tinggi dibandingkan dengan UN. Bisa digambarkan bahwa UN adalah Pulau Jawa, SBMPTN adalah negara Indonesia. Jadi materi UN merupakan bagian kecil dari SBMPTN. Di SBMPTN juga dikenal sistem pengumpulan point, dari jawaban benar mendapat 4 point, jawaban salah dikurang 1 point dan kosong tidak mendapatkan point.
Untuk adik-adik yang sudah pesimis dengan kemungkinan hasil SNMPTN ada baiknya belajar sejak kelas 12, bahkan bisa lebih dini karena materi SBMPTN lebih susah dibanding UN. Apalagi jika masih semester 5, masih banyak waktu, sebelum waktumu banyak digunakan dan disibukan dengan kegiatan persiapan Uijan Praktek dan Nasional. Percayalah, dari 5 tahun terakhir, siswa belajar SBMPTN jauh lebih hari hasilnya lebih baik ketimbang mereka yang belajar spontan H-1 bulan SBMPTN.
Untuk adik-adik yang mempunyai prestasi bagus pun kakak sarankan untuk tetap belajar untuk mempersiapkan SBMPTN karena siswa yang pintar di sekolah sekalipun ada kemungkinan tidak lolos SNMPTN. Belajar juga tidak ada ruginya kan?!
Kesimpulan,
• SNMPTN – seleksi masuk PTN yang menggunakan nilai rapor, nilai UN, dan prestasi-prestasi yang sudah siswa/i ukir di masa sekolah dulu, baik prestasi akademik maupun non-akademik.
• SBMPTN – seleksi masuk PTN yang harus dilalui siswa dengan ujian tulis. Materi yang diujikan kepada siswa/i yaitu TKPA dan TKD SAINTEK atau SOSHUM.
Pada dasarnya, lolos atau tidaknya tergantung nasib. Tapi perlu adik-adik ingat bahwa nasib tidak semata terbentuk karena kehendak Tuhan, tapi nasib itu juga terbentuk karena usaha kalian, ya usaha dan doa (Allah tidak akan merubah nsib suatu kaum apabila bukan kaum itu sendiri yang merubahnya – Al Hadits). Setelah itu Allah yang akan memutuskan mana yang terbaik untuk kita.
Sekian dan terima kasih, semoga artikel kali ini bisa bermanfaat bagi adik-adik yang belum mengetahui perbedaan antara SNMPTN dan SBMPTN. Jika adik-adik masih belum paham silahkan tanyakan di kolom komentar.