Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh
Kali ini kita akan menampilkan sebuah cerita terkait begitu
menyenangkannya kuliah di Australia dari sahabat kita yang sudah berkenan untuk
membagi pengalamannya. Siapakah dia? Kamu penasaran? Oke, mari kita simak
bersama-sama ulasannya berikut ini.
Salam kenal! Bisa diceritakan tentang
profil diri kamu? Lalu, apa dan mengapa memilih Australia sebagai kota tujuan
studimu?
Saya Oki Yanuar, asal dari Bandung. Saya
pernah menjalani kuliah di University of Sydney (Usyd) tahun 2009-2010, Master
of International Security. Memilih Australia karena pertama lingkungan dan
tempat perkuliahannya menggunakan Bahasa Inggris, dan kedua karena dekat dengan
Indonesia sehingga mudah dikunjungi keluarga.
Bagaimana sistem perkuliahan di Australia,
perbedaaan apa yang paling kamu rasakan jika dibandingkan dengan
Indonesia?
Waktu itu, kebetulan saya mengambil
program master, dan program tersebut master dibagi 2, yaitu “master by
coursework” dan “master by research”. Saya mengambil ‘master by coursework’
karena cakupan studinya lebih luas (kalau ‘master by research’ biasanya fokus
ke satu topik). Sistem perkuliahannya full time, jadi setiap minggu ada
kegiatan perkuliahan seperti di Indonesia dengan dosen dan pelajarnya.
Kalau bedanya dengan Indonesia, kalau di Indonesia mungkin dalam kegiatan
kuliah 90-95% kita mendengarkan dosen mengajar, sisanya sesi tanya jawab.
Sedaan kalau di Australia kegiatan perkuliahan lebih fokus ke diskusi kelas,
jadi mungkin 25% dosen bicara, 75% diskusi. Di Australia, para murid dilatih
untuk lebih kritis, harus berani menyampaikan argument dan harus bisa
mempertahankan argument kita di kelas. Dalam tugas-tugas dan ujian juga kurang
lebih sama, kita dipaksa berpikir kritis, tidak seperti di Indonesia yang
mungkin lebih fokus menghafal apa yang ada di textbook.
Apakah universitas tempat Oki kuliah
menyediakan beasiswa untuk mahasiswa dari Indonesia? Jika iya, bisa diceritakan
detailnya?
Ya. Waktu itu saya kebetulan mendapatkan beasiswa dari ADS (Australian
Development Scholarship). Sekarang namanya kalau tidak salah diganti menjadi
‘Australian Award’. Pertama kita dinominasikan tempat kita bekerja, lalu ikut
tes dan wawancara. Beasiswa ADS bukan hanya untuk pelajar Indonesia, tapi juga
untuk negara-negara berkembang.
Apakah ada lembaga/komunitas negara
Australia di Indonesia yang bisa kita ikuti dalam rangka mempersiapkan
keberangkatan ke sana?
Sebelum saya berangkat ke Australia,
saya mengikuti program Intensive English selama 6 minggu di IALF
(Indonesia-Australia Language Foundation), Jakarta. Waktu itu materi yang
disampaikan bukan hanya Bahasa Inggris saja, tetapi juga tips-tips berkuliah dan
budaya di Australia.
Apa kelebihan dari kampus University of
Sydney tempat Oki kuliah? Mungkin dari segi fasilitas, birokrasi, suasana, dan
lain-lain?
Yang pastinya, fasilitas dan suasana
sangat mendukung untuk belajar. Akses internet dan perpustakaan tidak terbatas
dan gratis, lalu satu kelas isinya maksimal hanya 15-20 orang dan yang paling
penting staf pengajarnya adalah orang-orang yang kompeten di bidangnya
(kebanyakan praktisi).
Apakah Oki pernah mengalami Culture Shock?
Jika iya, apakah itu dan bagaimana cara mengatasinya?
Ya, waktu pertama kali mengikuti perkuliahan saya mengalami culture shock.
Biasanya di Indonesia waktu kuliah saya kebanyakan tidur/melamun dengan pikiran
toh, nanti waktu ujian tinggal belajar dari textbook/diktat. Ternyata, di
Australia hal itu tidak bisa dilakukan karena dosen selalu melempar pertanyaan
di kelas dan kita dipaksa aktif memberikan pendapat atau memberikan pertanyaan
di kelas. Nilai partisipasi di kelas kalau tidak salah 25%. Sisanya paper atau
tugas-tugas 50%, dan ujian/ written assignment 25%. Tapi, lama-lama kita
terbiasa dengan sistem kuliah seperti itu, apalagi kalau Bahasa Inggris kita
sudah lancar.
Kalau culture schock untuk hal diluar perkuliahan mungkin tidak terlalu terasa,
karena Sydney itu‘melting pot of cult ures’ dan jumlah orang Indonesia di sana
ada ribuan.
Apakah ada pengalaman paling unik dan
menyenangkan selama tinggal di Australia? Jika ada, bisakah diceritakan?
Pengalaman unik? Saya turun berat badan 11 kg selama 1,5 tahun di sana, kemungkinan karena stress dengan tugas-tugas/assignment yang menumpuk.
Berapakah sebenarnya biaya hidup minimal
di Australia ? Apakah ada penghematan-penghematan signifikan yang bisa kita
lakukan?
Biaya hidup sebetulnya tergantung dengan
gaya hidup kita, dan apakah kita hidup sendiri atau dengan membawa keluarga.
Waktu pertama kali datang, saya menyewa kamar kost-kostan dengan harga 150 AUD
seminggu dan masak makanan sendiri. Lokasinya dekat dengan kampus sehingga tiap
hari jalan kaki. Jadi, kurang lebih pengeluaran sebulan untuk kost plus makan
adalah AUD.800 – AUD 1000. Waktu keluarga (istri dan satu anak) menyusul ke
Australia, pengeluaran tentu lebih besar karena saya harus sewa flat apartment
dengan biaya AUD 250 per minggu dan lokasi yang lebih jauh dari kampus sehingga
harus bayar transportasi plus harus bayar listrik + gas + internet. Kurang
lebih pengeluaran AUD 1500 – AUD 1800 per bulan.
Penghematan paling signifikan biasanya dari makan dan transport. Usahakan masak
makanan sendiri, karena kalau beli makan atau jajan di luar biayanya jauh lebih
besar.
Seberapa aktifkah Perhimpunan Pelajar
Indonesia (PPI) di Australia? Apakah Oki pernah menemui event yang besar? Jika
iya, bisa diceritakan?
Apakah ada tips bagi mahasiswa Indonesia
yang sudah mau berangkat ke Australia? Apa saja persiapan terakhir yang perlu
mereka lakukan? Atau, saat tiba pertama kali di Australia, apa saja yang perlu
mereka perhatikan?
- Untuk mendapatkan gambaran mengenai akomodasi di Australia dan berapa biaya
perminggunya, sebaiknya sebelum berangkat survey dulu ke website-website real
estate, seperti realestate.com.au atau domain.com.au, atau tanya teman-teman
Indonesia yang sudah duluan berangkat ke Australia.
- Waktu datang usahakan melaporkan kedatangan ke Perwakilan RI terdekat
(Konsulat, KJRI atau KBRI). Selain untuk antisipasi kalau-kalau ada keadaan
darurat (seperti paspor hilang), dengan lapor ke Perwakilan maka nama kita akan
otomatis tercatat waktu Pemilu, atau waktu ada acara-acara kemasyarakatan
seperti perayaan Natal dan Idul Fitri.
- Usahakan meluangkan lebih banyak untuk waktu bergaul dengan mahasiswa lokal
Australia/internasional. Selain akan menambah kemampuan Bahasa Inggris dan
wawasan kita, buat apa jauh-jauh datang ke Australia kalau akhirnya
ngumpul-ngumpul lagi sama teman satu kampong?
- Memiliki asuransi kesehatan sangat penting, karena biaya dokter dan perawatan
di Australia bisa 10-20 kali lipat di Indonesia. Sebagai contoh, sekali datang
ke dokter gigi bisa habis 200-400 AUD.
Nah, itu tadi sobat semuanya sebuah cerita dari sahabat kita Oki yang sudah
berhasil kuliah dan lulus dari University of Sydney. Bagaimana perasaan kamu
setelah mendengar ceritanya? Tertarik untuk kuliah di Australia?
Sumber: Berkuliah
Sekian yang bisa kakak bagikan, kurang lebihnya mohon maaf. Jangan lupa share ke orang-orang terdekat agar informasi ini tidak sampai di kamu saja! Oh ya, jika ada yang mau ditanyakan atau request konten atau artikel silahkan hubungi di halaman kontak atau komentar di kolom yang tersedia boleh menggunakan akun Facebook atau Blogger atau bisa juga lewat akun Facebook admin.
Terima kasih sudah berkenan membaca artikel dan berkunjung ke blog ini. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.